THE PATRIOT
Sinopsis dari Film
The Patriot, Film kesukaan Film yang buat saya kagum akan sesosok pejuang,
bukan hanya memperjuangkan keluarga saja bangsa dan negaranya pun iya
perjuangkan.
Trust
me, 3 hours is worth it.
The Patriot
Pemeran : Mel Gibson,
Heath Ledger, Jason Isaacs
Sutradara :
Roland Emmerich
Pada
awal Revolusi Amerika, Benjamin
Martin (Mel Gibson) adalah veteran Carolina Selatan Perang Perancis dan
India. Dia adalah duda yg membesarkan tujuh anak, dan memiliki tanah pertanian.
Yg dia miliki hanyalah keluarga, tanah, beberapa pembantu yg sudah mengabdi
kepadanya bertahun-tahun dan seorang wanita yg tak lain adalah adik iparnya, Aunty Charlotte.
Tahun
1776, Martin dipanggil ke Charleston untuk
memilih di South Carolina Majelis apakah dia akan mendukung Angkatan Darat
Kontinental atau tidak. Takut konsekuensi dari perang dengan Inggris Raya, Martin menolak untuk memilih mendukung. Malu krn
sikap ayahnya yg dirasa pengecut, putra sulung Martin, Gabriel
(Heath Ledger), mendaftar sebagai prajurit di Continental Army melawan
keinginan ayahnya.
Beberapa
tahun berlalu dan Charleston jatuh ke Inggris. Dalam suatu pertempuran, Gabriel
kembali ke rumah, karena terluka, dan saat itu Gabriel sedang mengemban sebuah
surat utk Komandan Peletonnya. Dan keesokannya banyak prajurit Inggris Amerika
yg terluka yg minta tolong bantuan keluarga itu utk dirawat. Lalu permasalahan mulai muncul pada scene ini. Sebuah
detasemen dari Dragoons Inggris tiba, dipimpin oleh Kolonel William Tavington
yg amat kejam (diperankan oleh Jason Isaacs). Mereka lalu menangkap Gabriel yg
dianggap sebagai mata-mata dan berniat untuk mengeksekusi dia kembali ke
perkemahan mereka. Ketika selanjutnya anak kedua Martin yg bernama Jonathan
berupaya membebaskan Gabriel, kakaknya tercinta, Kolonel itu menembak Jonathan.
Jonathan tewas. Lalu kolonel itu memerintahkan rumah Martin dibakar, dan
menembak semua tentara Amerika yg ada disitu.
Martin
marah, teramat sangat marah. Betapa dia sangat mencintai putranya. Lalu dgn
segenap amarah yg terkumpul Martin mengomandoi Pembantu dan seorang putra dan
kedua putrinya untuk bersembunyi di lumbung padi & jika keadaan sudah aman
mereka harus segera berlari kerumah Tante mereka, Aunty Charlotte. Lalu Martin
membawa kedua putranya yg agak lumayan besar, Samuel dan William berlari ke
arah hutan untuk membebaskan kakak mereka, Gabriel.
Dalam
perjalanan mereka kembali ke perkemahan, di tengah hutan konvoi Inggris disergap
oleh Martin dan dua putranya, untuk membebaskan Gabriel. Tampak beberapa adegan di scene ini ketika Samuel &
William ragu utk menembak, tetapi Martin meyakinkan kedua putranya yg usianya
masih dibawah 10 tahun itu, bahwa mereka bisa. Ini adalah scene momental yg paling bagus yg pernah saya
lihat dari semua film yg ada di bumi ini. Like seriously!
Lalu
akhirnya Gabriel berhasil lolos, dan mereka berempat lari kembali ke arah rumah
Aunty Charlotte. Hanya satu prajurit Inggris bertahan dan memberitahu ke
kolonel Tavington bahwa ada satu hantu yg mampu membunuh semua parajurit yg
membawa Gabriel di tengah hutan.
Dikarenakan
patah hati teramat sangat karena kematian Jonathan, Martin memutuskan untuk
bergabung kembali dgn tentara Amerika dan melawan Inggris, bersama Gabriel,
meninggalkan kelima anaknya ke Aunty Charlotte. Karena pengalaman medannya,
Martin adalah seorang kolonel dan diangkat mengepalai milisi lokal. Martin
merekrut dan melatih pasukannya dengan bantuan Jean Villeneuve Mayor (Tchéky Karyo),
seorang perwira infanteri Perancis, yang ditugaskan bersama Martin pada
kesatuan milisi Carolina Selatan, yg mana dia juga mengalami penderitaan yg
sama dengan Martin, putranya juga tewas ditangan kolonel Tavington.
Orang-orang
milisi yang direkruit oleh Martin merupakan orang-orang yang kesehariannya
kriminal, peminum dibar, orang buangan, dan juga petani yang tidak begitu jelas
arah hidupnya. Walaupun demikian kepimpinan Martin dalam mengatur pasukannya
menjadikan senjata ampuh yang dapat mengusik pasukan inggris ditanah air
mereka. Para
milisi yang dipimpin oleh Martin ini telah cukup sukses membuat repot para
tentara inggris, namun tetap saja mereka kehilangan banyak prajurit yang gugur
dalam beberapa penyergapan, selain juga ditinggal beberapa anggota yang berbeda
pendapat. Dalam
perjalanan ini, Gabriel bertemu dgn gadis pujaannya, Anne. Anne adalah putri
dari orang penting di sebuah desa tempat Martin merekrut beberapa pria untuk
menjadi prajurit. Lalu cerita bergulir ke scene
percintaan. Gabriel menikah dengan Anne. Dan ketika akhirnya Martin
menempatkan semua putra dan putrinya bersama Aunty Charlotte dan beberapa
pembantunya di tempat penampungan, Martin baru menyadari bahwa beberapa tahun
terakhir ini dia telah jatuh cinta kepada aunty Charlotte. dan begitu juga yg
dirasakan oleh aunty Charlotte kpd kakak iparnya ini. Dan ada satu scene yg teramat sangat menyentuh hati dan bikin
merinding, totally touching!. Diceritakan disini Martin memiliki
putri yg terakhir bernama Susan dia berumur 4 atau 5 tahun. Selama dia hidup
dia tidak pernah mendengarkan Susan berbicara kepadanya. Dikarenakan Susan
merasa bersalah ketika dia mengetahui bahwa Ibunya meninggal pada saat
melahirkan dirinya. Padahal Martin amat sangat mencintai putri kecilnya itu,
sampai pernah Martin memohon kpd Susan agar mau berbicara walaupun hanya satu
kalimat saja. Dan suatu waktu ketika Martin akan kembali berangkat dari
tempat pengungsian ke medan perang, tiba-tiba Susan berlari mengejar kuda
yg dinaiki oleh Martin, sambil menangis dan berteriak, Pappaaaa....don't
gooooo.... Martin turun dari kuda dan berlari kembali ke arah Susan, lalu
mereka berpelukan. Martin tidak kuasa menahan tangisnya *bagi tissue satu-satu...
Pada
saat hampir memasuki akhir cerita, Gabriel mati ditangan kolonel Tavington,
dikarenakan Gabriel marah kpd kolonel itu yg telah membunuh semua
penduduk desa, termasuk Anne istri Gabriel. Lalu Martin akhirnya membunuh
kolonel Tavington, karena Martin merasa amat sangat marah kedua putranya telah
tewas ditangan kolonel itu. Kejadian ini membuat Martin menjadi sangat terpukul
dan hampir putus asa, tapi keputusasaan itu tidak berlangsung lama, ia kembali
pada kesatuan Tentara Amerika dan semakin berambisi untuk mengalahkan Inggris,
dengan sumbangsihnya Amerika berhasil mengalahkan Inggris dalam perang
dibeberapa tempat, hingga pada akhirnya Inggris pun menyerah.
Nah
Girls, ini film must seen banget. Seriously!. Saya sih selalu berharap akan ada
film-film yang mendidik seperti ini. Apalagi jika berbicara mengenai patriotisme
thdp bangsa kita...masih teramat sangat kurang pada film-film Indonesia yg
sekarang beredar.